Pernah Mendengar Munggahan? Tradisi Sambut Ramadan!
Menjelang Ramadan, masyarakat di Indonesia biasanya melakukan beberapa tradisi untuk menyambutnya. Salah satunya adalah tradisi Munggahan yang berasal dari masyarakat daerah Sunda di Jawa Barat. Selama munggahan, masyarakat biasanya makan bersama kerabat atau keluarga, saling memaafkan, berdoa bersama, dan bersedekah. Nah apa sih maksud munggahan tersebut? Cari tahu yuk sahabat Duma!
Apa itu Munggahan?
Menurut Yeti Nurmayati, munggahan berasal dari bahasa Sunda “unggah” yang berarti naik. Munggahan bisa diterjemahkan sebagai naiknya bulan suci atau naik derajat. Oleh karena itu, secara filosofis, Tradisi ini dapat diartikan sebagai prosesi menyambut bulan mulia puasa untuk membuat umat Islam merasa bahagia dan terangkat. Tradisi ini sudah ada dan marak di kalangan masyarakat muslim khususnya di tanah sunda, dari dulu hingga sekarang. Namun tidak hanya di Jawa Barat, tradisi ini juga ada di Jawa Tengah dengan sebutan Punggahan.
Beberapa daerah memang memiliki penyebutan yang berbeda, namun sama-sama menyambut bulan Ramadan. Ada berbagai nama untuk munggahan di tempat yang berbeda. Di Bandung, tradisi ini disebut Papajar. Begitu juga di daerah Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, dan sekitarnya, sedangkan di Bogor disebut Cucurak.
Apa yang dilakukan saat Munggahan?
Untuk tradisi ini, umumnya berkumpul dengan keluarga dan kerabat, makan bersama, lalu saling memaafkan. Selain itu ada juga berdoa bersama dan pergi ke tempat wisata bersama keluarga terdekat. Ziarah ke makam orang tua (nyekar) atau orang soleh juga merupakan tradisi untuk melengkapi munggahan. Meskipun sedekah dapat dilakukan setiap hari, namun bersedekah merupakan salah satu bagian dari tradisi ini.
Setiap daerah memiliki caranya sendiri dalam melakukan sesuatu, tetapi semuanya berasal dari akar yang sama. Penting bagi kita untuk menjaga tradisi ini tetap hidup agar budaya kita terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Manfaat Munggahan
Tujuannya untuk fokus pada perbuatan baik dan menghindari hal-hal buruk dari tahun sebelumnya. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan antar manusia. Masyarakat Sunda juga dikenal sebagai suku yang tidak terbiasa merantau jauh. Tradisi ini juga sebagai bagian dari proses menjaga kekerabatan. Jarak dekat memungkinkan mereka untuk munggah.
Intinya tradisi ini membantu menjaga hubungan tetap sehat. Selain itu dapat membantu menghilangkan prasangka apa pun terhadap sesama anggota, serta membantu menyatukan orang-orang yang mungkin berselisih di masa lalu.