Jessica Carla “Seorang Perempuan Bisa Berdaya dan Berkarya”
Menjalani profesi sebagai Marketing Consultant sekaligus memiliki dua bisnis serta berperan menjadi seorang Ibu, Jessica Carla akan berbagi inspirasi dan tips menjadi mompreneur yang berhasil. Simak cerita lengkapnya di artikel #DumaKartini berikut ini:
Jessica Carla
Apa saja kegiatan mom Carla sehari-hari?
Saat ini, saya berprofesi sebagai Marketing Consultant secara mandiri sembari menjalankan dua bisnis. Ada @ubudmuaythai, Muay Thai camp pertama di Ubud – Bali yang berdiri sejak 2018 dan ada @shalala.homemade, makanan minuman homemade yang halal serta bernutrisi yang berdiri sejak 2016. Saya sudah 6 tahunan juga aktif menjadi Dosen yang mengajar di bidang marketing, branding dan advertising di Universitas Indonesia serta Universitas Bakrie. Saya pun mengembangkan komunitas pemberdayaan wanita bernama Women Empower Women At Work @wewaw.id. Selain itu, tentunya saya berkegiatan untuk mengasih, mengasah dan mengasuh anak saya yang umurnya menjelang 9 bulan akhir April ini. Saya sedang giat-giatnya eksplorasi MPASI untuk anak saya, Jante.
Bagaimana konsep bisnis Shalala’s Homemade milik mom Carla?
Banyak Ibu yang harus bekerja di luar rumah, banyak Ibu yang kewalahan dengan segala pekerjaan rumah, banyak Ibu yang tidak punya privilese untuk mempekerjakan asisten rumah tangga atau suster, dan banyak Ibu yang sudah sibuk dengan urusan A sampai Z. Tidak semua Ibu punya banyak waktu untuk memasak bagi keluarga, namun ingin keluarga terutama anak tetap makan dengan lahap, lezat dan bernutrisi. Belum lagi kalau ada masalah GTM pada anak, wah bikin kepala makin pusing.
Kemudian saya dan sahabat saya (Shalini, yang awalnya mendirikan Shalala’s Homemade) ingin membantu mempermudah kegiatan sehari-hari para Ibu di atas. Shalala’s Homemade menyajikan beragam makanan homemade yang halal, bernutrisi (tanpa MSG, tanpa bahan pengawet); mulai dari menu utama, snacks, hingga makanan penutup. Menu andalan Shalala’s Homemade antara lain Macaroni Cheese Balls, Gyoza Keju, Dendeng Lambok, Brownies dan Donat Bomboloni. Bisnis ini terbilang masih dalam skala usaha rumahan sehingga pengaturan waktunya cukup fleksibel namun tetap profesional.
Apa arti mompreneur bagi mom Carla dan bagaimana awal mula bisa menjadi seorang mompreneur?
Mompreneur bagi saya adalah salah satu bukti bagaimana seorang perempuan bisa berdaya dan berkarya. Menjadi mompreneur itu berarti kita mampu menjalankan minimal dua peran yang sangat berbeda ibarat langit dan bumi (menjadi seorang Ibu dan seorang pengusaha) dengan tantangannya masing-masing. Awalnya saat saya berkarier selama 13 tahun, fokus kehidupan saya 90% adalah karier. Sampai pada titik dimana saya berkeinginan tinggi untuk memiliki keturunan tahun 2019 lalu. Setelah berdiskusi matang bersama suami, saya memutuskan untuk resign dari karier saya (saat itu sudah di level Vice President) dan beralih fokus untuk keluarga plus menjalankan program hamil. Namun saya sadar betul, saya orang yang “aktif” dan tidak bisa “diam”, maka itu saya mulai menggiatkan bisnis, membangun komunitas dan tetap mengambil proyek sesekali sebagai seorang konsultan. Alhamdulillah, menjalani program hamil 6 bulan, saya hamil di tengah menjadi seorang mompreneur.
Bagaimana dukungan keluarga saat memutuskan untuk menjadi mompreneur?
Sangat amat mendukung, apalagi suami. Saat saya masih berkarier, minimalis sekali untuk memiliki quality time bersama suami. Pagi hingga malam sama-sama bekerja di luar rumah, seringnya di rumah saat weekend pun saya tetap kerja (nge-laptop atau WhatsApp-an). Berkarier itu memang pemasukannya jelas dan pasti namun kita dikejar bukan hanya oleh target perusahaan melainkan oleh atasan dan klien atau rekan bisnis, karena kita menjalankan “kewajiban” untuk mendapatkan “hak”. Jadi terkadang sulit untuk mengelak, apalagi untuk seorang yang perfeksionis macam saya. Berbeda sejak saya menjadi mompreneur; memiliki waktu yang fleksibel sehingga lebih ada keleluasaan untuk mengatur prioritas waktu serta energi. Bagaimanapun, kita bekerja untuk diri sendiri dan menetapkan target ABC sendiri. Kita jadi CEO (Chief Everything Officer) dalam hidup kita.
Apa saja tips agar berhasil menjadi mompreneur sehingga dapat menyeimbangkan waktu untuk bisnis, komunitas, dan keluarga?
We cannot always have it all. Know your self-limit. Seorang Mompreneur menjadi CEO (Chief Everything Officer) dalam kehidupan personal dan profesionalnya. Jika kita terus-terusan kewalahan dan burnout karena selalu keras pada diri kita (semua harus bisa, bisa, bisa), maka segalanya bisa berdampak negatif termasuk ke anak dan bisnis kita.
Be flexible. Upayakan selalu mengatur prioritas dan ingat bahwa terkadang beda rentang waktu sedikitpun maka prioritas kita bisa bergeser. Kadang juga ada momen dimana keluarga yang menjadi prioritas utama dan terkadang ada momen dimana bisnis pun butuh waktu kerja yang lebih banyak.
Love yourself first. Karena kalau kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri, tidak mungkin kita bisa mencintai keluarga dan bisnis kita. Sesederhana menjaga kesehatan mental dan fisik kita, ini adalah bentuk cinta pada diri sendiri.