Beragam Adat Syukuran 7 Bulanan di Indonesia

Beragam adat syukuran 7 bulanan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bila Indonesia memang memiliki banyak sekali tradisi yang menarik. Apalagi sampai saat ini tradisi itu masih terus ada dan bertahan sampai saat ini. Salah satunya adalah adat syukuran 7 bulanan yang dilakukan oleh ibu hamil dalam adat Jawa. Namun tidak hanya daerah Jawa saja yang memiliki tradisi itu, masih ada daerah lainnya juga. Mari kita simak artikel berikut ini yuk bersama tim Duniamasak.com!

Adat Syukuran 7 Bulanan

Memang kehamilan adalah hal yang sangat membahagiakan dan juga sangat dinantikan. Di Indonesia, kehamilan tidak luput dari adat budaya pada daerah masing-masing. Bahkan tradisi saat hamil ini pun sudah ada bertahun-tahun lamanya. Berikut ini adalah adat syukuran 7 bulanan di berbagai daerah Indonesia:

Mitoni – Jawa

Beragam Adat Syukuran 7 Bulanan di Indonesia Mitoni Jawa Oleh Aurel via IG/krisdayantilemos ala tim duniamasak.com
Mitoni Jawa Oleh Aurel via IG/krisdayantilemos

Mitoni adalah tradisi yang ada pada adat Jawa. Dalam mitoni ini serangkaian tahapan pun dijalankan oleh Ibu dan Ayah dari calon bayi. Diantaranya adalah siraman yang memiliki arti sebagai pembersihan jiwa pada ibu atas dosa dan beban yang ada. Penggunaan air pun bukan dari air biasa karena air didapat dari 7 sumber yang dilengkapi dengan kembang setaman termasuk melati, kantil, kenanga, dan mawar. Dilanjut dengan tahapan memasukkan telur dalam jarit sang ibu dan ditangkap oleh sang ayah. Tahapan tersebut agar proses dalam kelahiran bayi berjalan lancar.

Selanjutnya proses ketiga adalah pendandanan sang ibu yang menggunakan batik dengan motif yang bervariasi sebanyak 7 kali. Selanjutnya adalah tahapan brojolan dimana dua buah kelapa gading dimasukkan dari atas perut sang ibu. Terakhir adalah angreman yang memiliki makna agar calon bayi tetap sehat baik saat dalam kandungan dan setelah lahir.

Baca lainnya  Menu Takjil di Berbagai Negara, Unik Lho!

Mappasili – Bugis

Mappasili via smartcitymagzmakassar ala tim duniamasak.com
Mappasili via smartcitymagzmakassar

Mappasili berasal dari Bugis yang merupakan tradisi 7 bulanan dan memiliki arti memandikan. Tradisi ini bertujuan untuk menolak bala dan juga mengusir roh jahat dengan harapan segala kesialan dapat lenyap. Sebelum dimulai, calon ibu pun akan melewati 7 anak tangga bambu. Tahapan tersebut berarti rejeki sang calon bayi yang akan terus bertambah. Kemudian dukun sebagai pemimpin upacara akan memutari calon ibu sambil membakar dupa diatas kepala sang ibu. Hal tersebut memiliki makna agar roh-roh jahat dapat pergi dan terbang bersamaan dengan asap dari dupa. Ada juga kegiatan memercikan air dengan daun kepada tubuh sang ibu mulai dari kepala, bahu, dan juga perut. Hal itu bermakna agar sang anak dapat lahir dengan lancar dan juga memiliki tanggung jawab.

Mandi-mandi manujuh bulan – Kalimantan Selatan

Mandi-mandi manujuh bulan via rri.co.id ala tim duniamasak.com
Mandi-mandi manujuh bulan via rri.co.id

Suku Banjar dari Kalimantan Selatan yang memiliki tujuan sama juga dengan daerah lainnya salah satunya adalah menjauhkan sang ibu dari roh-roh yang jahat. Tahapan ini sang ibu akan memakai pakaian yang bagus disertai dengan perhiasan dan memangku tunas kelapa yang dilapisi oleh kain berwarna kuning dengan isian 41 ragam kue. Selanjutnya akan dimandikan oleh wanita yang jumlahnya ganjil dan dimandikan dengan air bunga, memakai bedak dari beras kuning. Setelah kering sang ibu akan keluar dengan menginjak telur. Sang ibu akan duduk diatas kain yang berlapis-lapis dengan disisiri dan disanggul juga. Nah terakhir akan dipercikan minyak disertai dengan doa-doa keselamatan.

Baca lainnya  [QUIZ] Pilihan Air Fryer di Dapurmu Bisa Menentukan Karaktermu Loh!

Mambosuri – Batak

Mambosuri via hetanews ala tim duniamasak.com
Mambosuri via hetanews

Mambosuri merupakan adat syukuran 7 bulanan yang dimiliki oleh suku Batak. Orang tua yang memiliki anak yang sedang hamil akan datang kerumah anak tanpa adanya informasi terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan menyatukan calon ibu dan ayah dengan kain khas Batak. Kemudian orang tua akan memberikan makanan yang dibawanya kepada calon ibu dan ayah agar calon cucunya merasakan perasaan bahagia. Jika calon ibu dan ayah sudah merasa kenyang maka tamu dan kerabat lainnya boleh mencicipi makanannya.

{{ item.name }}

{{ item.name }}

In DuniaMasak.com

Tinggalkan Balasan