Ini Loh Alat Masak Tradisional yang Mulai Tergantikan dengan Alat Masak Modern!
Meskipun alat masak tradisional saat ini jarang ditemukan, tapi fungsi dan hasil yang diciptakan dari penggunaan alat masak tradisional sangatlah luar biasa. Umumnya alat masak tradisional terbuat dari bahan tanah liat yang memang mudah sekali untuk dibentuk, namun saat ini banyak juga alat masak modern yang berbahan dasar plastik, kaca ataupun stainless steel. Walaupun memiliki bahan dasar yang berbeda, kegunaan alat masak tradisional dan modern memiliki fungsi yang sama. Berikut ini adalah alat masak tradisional yang mulai tergantikan dengan alat masak modern!
Alat Masak Tradisional VS Modern
Di zaman yang serba gampang ini tidak hanya dirasakan pada pengguna teknologi, tapi juga pengguna alat-alat masak. Pasalnya banyak alat-alat masak tradisional yang sudah mulai sulit ditemukan atau dijual. Contohnya saja cobek, penjual cobek biasanya banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional. Namun saat ini mungkin hanya satu atau dua pedagang cobek yang masih ada di pasar. Selain cobek, adalagi beberapa alat masak tradisional yang mulai tergantikan. Apa saja yaa? Yuk simak ulasannya.
Kendi dan Pitcher
Zaman dulu biasanya orang meletakkan air minum didalam kendi yang terbuat dari tanah liat. Tujuannya adalah agar air yang diletakkan didalam kendi terasa dingin dan segar saat diminum. Biasanya air minum diletakkan pada sore hari dan diminum keesokan harinya. Tekstur kendi yang memiliki banyak rongga mampu menampung suhu malam hari yang dingin dan tetap menyimpannya didalam kendi, yang membuat air didalam kendi terasa dingin. Namun kini sudah ada pitcher yang terbuat dari plastik ataupun kaca, air di dalam pitcher tidak sedingin air yang diletakkan di kendi ya.
Kuali tanah liat dan Panci stainless steel
Sahabat duma pasti tidak asing lagi dengan masakan khas Yogyakarta, Gudeg? Ya pernahkah sahabat duma memperhatikan bahwa alat masak yang digunakan biasanya terbuat dari kuali tanah liat. Hantaran panas dari kuali berbahan dasar tanah liat dilakukan secara bertahap sehingga tingkat kematangan masakan Gudeg pun maksimal. Saat ini kuali tanah liat pun sudah jarang ditemukan dan digunakan untuk memasak karena sudah ada Panci berbahan dasar stainless steel. Stainless steel sangat terkenal sebagai penghantar panas yang cepat, makanya jangan heran jika makanan yang dimasak dapat matang dengan cepat. Ada baiknya jika makanan yang dimasak menggunakan panci stainless steel lebih baik dengan api yang sedang, hal itu agar tingkat kematangan yang dihasilkan pun bertahap serta membuat makanan matang dengan maksimal.
Daun dan Plastik
Tempe yang dibalut dengan daun pisang dan plastik pasti memiliki harum yang berbeda. Pasalnya tempe yag dibalut daun pisang menyebarkan aroma yang lebih harum dikarenakan senyawa katekin yang ada pada pada setiap dedaunan. Tidak hanya daun pisan, makanan yang dibalut dedaunan seperti daun jati pada nasi jamblang juga memiliki aroma yang lebih sedap. Selain membuat makanan menjadi sedap, senyawa katekin pada dedaunan juga memiliki manfaat sebagai bahan pengawet alami. Tempe yang dibalut dengan daun pisang tidak mudah busuk karena pembungkus daun memiliki sirkulasi udara yang baik. Lain halnya dengan tempe yang dibungkus dengan plastik yang mudah sekali membusuk karena tidak memiliki sirkulasi udara yang baik.
Pemanggang Bara dan Oven
Pemanggang bara dan oven sama-sama digunakan untuk makanan yang harus dipanggang. Namun soal rasa, makanan yang dipanggang melalui oven memiliki rasa yang lebih nikmat. Jika sahabat menyukai aroma bakaran yang kuat dari makanan, maka lebih baik menggunakan pemanggang bara. Senyawa organik dalam pemanggang bara dapat menghasilkan asap yang juga mengandung senyawa lainnya seperti formal dehida serta fenol. Senyawa tersebut membuat makanan seperti daging-dagingan menghasilkan rasa yang enak dengan aroma smoky atau asap yang menambah nikmat. Pemanggang bara dan oven sama-sama baik karena dapat membunuh bakteri pada makanan terutama bakteri jamur.
Cobek dan Blender
Bagi sahabat duma pecinta sambal pasti akan menyadari perbedaan rasa sambal yang dibuat dengan cobek atau ulekan batu dengan sambal yang dibuat melalui blender. Rasa yang berbeda itu tercipta karena terjadinya reaksi enzimatis saat menghaluskan secara perlahan bahan sambal seperti cabai dan sebagainya. Biasanya sambal yang dihasilkan pun memiliki tekstur yang agak kasar dibanding dengan sambal yang diolah dari blender. Sambal yang diolah dengan blender memiliki kandungan air yang cukup banyak serta reaksi enzimatis yang tidak maksimal karena bahan-bahan sambal dihaluskan secara bersamaan. Jika kalian sedang mencari-cari blender terbaik, silahkan kunjungi duniamasak.com untuk pilihan blender terlengkap.