7 Hal Penting Tentang Sejarah Ketupat
Ketupat merupakan salah satu makanan yang selalu ada saat Lebaran tiba. MEmang sudah menjadi ciri khas tersendiri, jika lebaran tentu ada ketupat pada setiap meja makan. Setiap rumah yang merayakan Lebaran pasti mempersiapkan ketupat sebagai hidangan utamanya. Oiya, biasanya nih ketupat juga disertai dengan lauk-lauk nikmat seperti rendang, opor ayam, sambal kentang hati ayam dan kerupuk. Wah sudah terbayang bukan bagaimana rasanya? Tapi sebelumnya, kamu tahu nggak sih hal penting tentang sejarah ketupat? Maka dari itu simak dulu penjelasan dari tim duniamasak berikut ini yuk!
Sejarah Ketupat yang Perlu Kamu Ketahui
Diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga
Fakta unik dan menarik ketupat yang pertama adalah seputar latar belakangnya. Ketupat dipercaya pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga memiliki cara mengenalkan ketupat tersendiri dengan cara membudayakan dua tradisi bakda, yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Perbedaan keduanya ialah Bakda Lebaran dilaksanakan pada Hari Raya Idul Fitri sedangkan Bakda Kupat dilaksanakan seminggu setelah Lebaran.
Pada hari Bakda Kupat, di masa lampau, hampir setiap rumah di Jawa menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah selesai dimasak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua dan kemudian menjadi lambang kebersamaan umat muslim. Hingga saat ini masih banyak yang mempertahankan budaya ini.
Memiliki Banyak Sebutan
Tahukah kamu jika ketupat memiliki beberapa penyebutan berbeda-beda di berbagai daerah. Perbedaan penyebutan itu disebabkan adanya perbedaan budaya dan bahasa. Suku Jawa dan Sunda menyebutnya dengan nama ‘Kupat.’ Di Bali disebut dengan ‘Tipat.’ Di kalangan masyarakat Minangkabau, ketupat disebut dengan ‘Katupek.’ Pada masyarakat Madura, ketupat disebut ‘Ketopak’, di Gorontalo disebut ‘Atupato’, dan masih banyak lagi penyebutan lainnya, bergantung daerah asalnya. Sangat beragam tergantung kearifan lokal masing-masing daerah.
Pemaknaan Kesalahan Manusia dan Kesucian
Sejarah ketupat lainnya adalah ternyata makanan satu ini punya makna tersendiri. Ya, anyaman ketupat itu dibuat dengan sangat rumit memiliki makna berbagai kesalahan manusia. Layaknya anyaman tersebut, kesalahan manusia itu rumit dan saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Sedangkan nasi yang ada di dalamnya memiliki makna kesucian hati. Esensi dari ketupat itu ialah saat diri kita memotong atau melepaskan segala kesalahan-kesalahan atau dosa selama puasa maka diri kita akan kembali putih atau suci. Maka dari itu, ketupat dimakan saat hari kemenangan atau hari raya tiba.
Dipercaya sebagai Media Penolak Bala
Tahukah kamu jika ketupat ternyata juga digunakan sebagai media penolak bala. Di beberapa daerah di Jawa, ketupat di gantung di daun pintu. Tujuan menggantung ketupat ialah sebagai media penolak bala dari hal-hal buruk.
Di kalangan masyarakat Barabai, ketupat menjadi makanan bagi para lelaki yang tengah memanjatkan doa saat ritual tolak bala. Ketupat yang dimakan kaum lelaki tersebut dicampur oleh kuah dan lauk dalam satu wadah.
Bentuk Ketupat Beragam
Ya, benar banget sahabat duma, ketupat ternyata memiliki berbagai bentuk yang beragam. Sebut saja Ketupat Sidapurna. Ketupat ini berbentuk seperti huruf ‘P’ terbalik atau kipas sate. Lalu, ada Ketupat Bebek yang berukuran mungil dengan bentuk bawahnya sedikit membulat dan ujungnya dibiarkan panjang serta miring ke atas mirip paruh bebek.
Ada juga Ketupat Pandawa yang berbentuk segitiga dengan ujung berupa dua helai janur yang dikepang. Ketupat Bata atau Ketupat Luwar juga memiliki bentuk unik, yakni berbentuk persegi panjang seperti batu bata, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lainnya.
Keberagaman bentuk ketupat itu disinyalir merupakan dampak dari keberagaman bentuk budaya dan tradisi di Indonesia. Wah Indonesia memang kaya akan budayanya yang beragam ya.
Simbol Permintaan Maaf
Ketupat menjadi simbol permintaan maaf ketika bentuknya sudah dicampur dengan lauk bersantan. Ketika sudah bercampur dengan lauk santan, ketupat sering disebut kupa santen.
Dalam budaya Jawa, kupa santen memiliki kepanjangan ‘kulo lepat nyuwun ngapunten’ atau bila diartikan dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘saya salah, mohon maaf.’ Itulah penjelasan utama kenapa ketupat merupakan sumber permintaan maaf. Maka dari itu pun, ketika lebaran tiba, kita saling maaf memaafkan.