Bagaimana Asal Muasal Masakan Peranakan?

Masakan peranakan adalah masakan yang sering menarik perhatian masyarakat Indonesia. Tak jarang pula masakan peranakan ini menjadi favorit dan sangat banyak diminati. Kamu tau nggak sih asal muasal masakan peranakan? Bagaimana sih sejarahnya? Simak penjelasan tim duma berikut ini!

Masakan Peranakan Sebagai Kuliner Favorit

Masakan Peranakan via pixabay.com

Masakan Peranakan via pixabay.com

Sejarah Masakan Peranakan

Orang China yang datang ke Indonesia tentu ingin menyantap makanan yang sama dengan di negeri asalnya. Namun, di abad-abad yang silam, saat globalisasi belum dikenal, hal ini sering tidak mungkin. Mau tidak mau, mereka harus menyesuaikan makanan mereka dengan bahan yang hanya bisa diperoleh di perantauan. Karena di abad-abad yang lalu mereka datang tanpa istri dan menikah dengan wanita pribumi maka selera dan kebiasaan masak istri mereka mempengaruhi juga hidangan yang mereka makan. Terciptalah banyak makanan yang merupakan penyesuaian makanan China dari berbagai daerah dengan bahan, selera, dan cara masak setempat.

Anak-anak mereka yang disebut China atau Tionghoa Peranakan, belum pernah mengecap makanan asli China. Mereka terbiasa dengan makanan China yang sudah disesuaikan itu yang lama-kelamaan disebut masakan China Peranakan. Selain itu, mereka juga terbiasa menyantap makanan setempat seperti yang disukai ibu mereka.

Beda Daerah Beda Rasa

Karena disesuaikan dengan selera setempat, makanan yang disebut lumpia (di Jawa Tengah sering disebut lumpia) bisa menjadi sangat bervariasi. Lumpia semarang bahan utamanya rebung, rasanya manis, dan dimakan dengan saus kental yang rasanya manis, dilengkapi dengan cabai rawit, acar mentimun, dan daun bawang. Lumpia padang bahan utamanya bengkuang. Kulitnya diulas cabai giling dan dilapisi daun selada. Lumpia jakarta bahan utamanya bengkuang, tidak manis, dan dimakan dengan bumbu kacang yang diberi cuka.

Baca lainnya  5 Makanan Khas Paskah di Beberapa Negara

Lomi, yaitu mi berkuah kental buatan China Peranakan di Bogor rasanya mirip Mi Titee di Semarang, dan mungkin sekali cikal bakal mi kangkung. Lomi bogor berbeda dengan lomi pekalongan yang memakai didih (darah ayam) dan bumbu lo/ngohiong yang lebih “berani”. Berbeda pula dengan lomi karet, yaitu lomi dari kawasan Karet di Jakarta yang lebih “totok”. Capcai jakarta kuahnya putih kecokelatan, berbeda dengan capcai semarang yang kuahnya kemerahan karena memakai tomat. Swike purwodadi, Jawa Tengah, juga agak berbeda dengan swike ciledung, Jawa Barat, meskipun sama-sama enak.

Kecap dan taoco pun demikian. Kecap manis di Jawa Barat dan Jawa Tengah unsur manisnya sangat menonjol, berbeda sekali dengan kecap China. Taoco pekalongan juga kemanis-manisan, berbeda dengan taoco medan yang asin.

Asalnya dari Makanan untuk Proses Ibadah

Masakan ini sebenarnya merupakan makanan untuk sesuguhan kepada nenek moyang pada hari-hari tertentu pun berbeda antara daerah satu dari daerah lain, antara satu keluarga dengan keluarga lain. Seperti contoh makanan bacang.

Bacang Ketan Ayam Jamur via perutgendut.com

Bacang Ketan Ayam Jamur via perutgendut.com

Bacang. Bacang Jawa Tengah dibuat dari ketan. Isi dagingnya agak manis karena banyak memakai kecap manis. Bacang Jawa Barat umumnya dibuat dari beras. Terkadang isinya dijejali dua tiga buah cabai rawit utuh. Bahkan ada bacang isi tahu dan bacang isi oncom. Makanan ini cocok untuk yang perlu menurunkan kadar kolesterol. Bacang Jawa Tengah maupun Jawa Barat dibungkus dengan daun bambu. Namun bacang Sumatera Barat dibungkus dengan daun pandan besar. Bahannya ketan dan isinya tidak semanis bacang Jawa.

Baca lainnya  LONGTANG Indonesia, Minuman Premium Yang Sehat Dengan Bahan Alami
{{ item.name }}

{{ item.name }}

In DuniaMasak.com

Tinggalkan Balasan