Kenali Istilah Baking Berikut, Penting Untuk Dibaca!

Sahabat duma, dimulai dari memasak kue, cemilan, hingga makanan main course terbilang gampang-gampang susah lho. Sebagai pemula, tentu hal pertama yang dilakukan adalah membaca buku resep, mencari-cari resep-resep sesuai yang ingin kamu coba masak. Namun, di dalam buku masak ataupun resep di internet, kamu akan sering menemukan beberapa istilah baking yang kamu tidak ketahui sebelumnya. Demi mempermudah proses memasakmu, berikut tim duma akan menjelaskan istilah baking yang harus kamu pelajari.

Istilah Baking

BPDA

Beberapa resep mencantumkan istilah ini dengan takaran ¼ hingga 1 sdt. Sebetulnya, BPDA adalah singkatan dari “Baking Powder Double Acting”, yakni jenis baking powder yang memiliki dua tahap aktif. BPDA banyak digunakan dalam pembuatan kue yang harus mengembang.

DCC

Istilah yang satu ini pasti sering kamu temukan dalam resep-resep kue coklat. Yup, DCC merupakan singkatan dari “Dark Cooking Chocolate” atau coklat masak dengan kadar kakao yang cukup tinggi. Nah hampir semua resep kue atau kudapan pencuci mulut rasa coklat pasti memakai bahan ini. Biasanya, DCC perlu dilelehkan, dipotong, diiris tipis, atau diserut untuk topping kue.

Emulsifier

Istilah ini terkesan ilmiah sekali ya? Pada dasarnya, emulsifier berarti pengelmusi atau bahan yang berfungsi untuk menyatukan semua bahan-bahan dalam satu resep kue. Emulsifier biasa digunakan untuk mencampurkan bahan-bahan yang sulit menyatu, seperti lemak (margarin dan mentega) dan air. Selain menyatukan bahan agar tercampur rata, emulsifier juga dipakai untuk melembutkan tekstur kue. Bahan ini populer di pasaran dengan merek dagang Ovalet, TBM, dan SP.

Baca lainnya  4 Jenis Kue Bolu yang Terkenal di Indonesia

Hard Peak & Soft Peak

Saat kamu membaca langkah pembuatan dalam resep, kamu pasti menemukan perintah “kocok hingga mengembang” dan “kocok hingga kaku” saat mengaduk putih telur dan gula. Nah, soft peak sama saja artinya dengan kocok mengembang,  sedangkan hard peak adalah kocok kaku.

Soft peak adalah tahapan mengocok hingga bentuknya seperti foam lembut. Istilah ini juga biasa disebut “puncak tumpul”, yakni waktu kocokan mixer diangkat, ia akan membentuk puncak tumpul yang mudah terkulai jatuh. Sedangkan hard peak atau “puncak kaku” adalah tahapan mengocok hingga kaku dan ketika mangkuknya dibalik, ia tidak akan tumpah. Hard peak memang butuh durasi yang lebih lama daripada soft peak karena harus banyak mengumpulkan udara agar teksturnya kaku.

Proofing

Teknik Proofing via seriouseats.com

Teknik Proofing via seriouseats.com

Jika kamu ingin membuat roti ala rumahan, kamu akan sering bertemu istilah ini. Proofing adalah sebuah tahap pembuktian bahwa ragi (bahan pengembang alami) yang dicampurkan dalam adonan roti memang bekerja secara aktif. Biasanya, tahap ini dibuktikan dengan mengembangnya adonan roti 2-3 kali lipat setelah didiamkan beberapa saat. Dalam pembuatan roti, ada dua tahap proofing yang harus dilalui, yakni pertama untuk mengecek keaktifan ragi dan yang kedua untuk menghasilkan bentuk roti sesuai keinginan.

Teknik Aduk-Balik

Istilah yang satu ini biasa ditemukan saat langkah pencampuran bahan kering dengan bahan basah. Atau, mencampur kocokan putih telur dalam bahan yang konsistensinya lebih kental. Entah dikatakan “teknik aduk-balik” atau “aduk-lipat” sebetulnya sama saja. Teknik ini merujuk pada gerakan tangan saat mengaduk adonan dengan spatula atau sendok kayu.

Baca lainnya  Kue Pernikahan di Berbagai Dunia, Unik Loh!

Ulen Kalis

Ulen adalah sebuah tahap dimana adonan roti akan digiling dengan tangan hingga bentuknya utuh dan bertekstur halus. Nah proses ulen dibilang berhasil jika adonan sudah benar-benar “kalis”. Adonan ini tidak akan terasa lengket di tangan, terasa empuk dan kenyal ketika dicubit atau dipukul, dan akan melar seperti karet ketika ditarik dari dua sisi. Proses menguleni hingga kalis bisa berlangsung 5-7 menit, tergantung kualitas adonan.

 

{{ item.name }}

{{ item.name }}

In DuniaMasak.com

Tinggalkan Balasan